Minggu, 27 Januari 2008

MEMAKNAI HIJRAH



Hijrah Nabi dan kaum Muslimin adalah proses perpindahan georgrafis secara missal dari Mekkah ke Madinah. Namun intinya bukan hanya soal perpindahan, tetapi pelajaran pentingnya adalah upaya mencari solusi dan jalan kelauar menuju kondisi yang lebih baik. Itulah makna dari hijrah yang sesungguhnya. Oleh karena itu segala upaya menuju keadaan yang lebih baik adalah manifestasi dari semngat hijrah itu sendiri. Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan di kota Depok, terkait dengan semangat hijrah ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Pertama : Menuju Birokrasi yang lebih baik

Birokrasi sebagai abdi dan pelayan masyarakat, hendaknya memiliki ketulusan jiwa dan kesehatan raga agar dapat bekerja maksimal melayani segala kebutuhan masyarakat. “Bangunlah Jiwannya!, Bangunlah Raganya!”. Demikian pesan spirit lagu kebangsaan Indonesia yang selalu dinyanyikan di setiap even upacara. Oleh sebab itu menunju birokrasi yang lebih baik dapat dimulai dengan perbaikan tatanan jiwa, hal ini dapat dilakukan dengan menggalakan majlis ta’lim dan pengajian, mulai dari level kelurahan hingga Pemerintahan Kota. “Sesungguhnya di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, jika Ia baik maka anggota badannya akan cenderung berbuat yang baik, tetapi sebaliknya bila Ia rusak maka anggotanbadannya akan cenderung berbuat keburukan. Ketahuilah! Segumpal daging itu adalah hati” (Hadits Riwayat Ahmad)

Kedua : Menuju Program Pemerintahan yang lebih populis

Ada dua hal yang menjadi hajat kebutuhan mendasar seluruh warga Depok. Yang pertama masalah pendidikan dan yang kedua masalah kesehatan. Pendidikan di kota Depok alhamdulillah selama ini berjalan cukup baik, I’tikad baim Pemerintah Kota Depok patut dihargai, karena disamping kucuran dana BOS melalui APBN, Pemerintah Kota juga menambahkan 10.000 untuk setiap siswa yang dianggarkan melalui APBD setiap tahun. Di bidang Kesehatan juga demikian, telah tersedia sejumlah anggaran yang sengaja dialokasikan untuk membantu warga yang tidak mampu, agar mereka mendapatkan hak pengobatan dan perwatan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota secara cuma-Cuma, juga untuk mengantisipasi kehamilan Ibu resiko tinggi yang tidak memiliki biaya untuk melahirkan anaknya.

Ketiga : Menuju Keluarga dan masyarakat yang lebih sejahtera

Kesejahteraan Keluarga merupakan modal dasar keberlangsungan pembangunan Kota, bila keluarga sejahter maka seluruh aktifitas kegiatan akan berjalan dengan lancer dan efektif. Penggalakan program RW siaga merupakan terobosan penting untuk meningkatkan dan memelihara kesejahteraan keluarga khususnya di bidang kesehatan. Sedangkan Kesejahteaan masyarakat tercermin dalam kemampun mereka memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bila ketiga hal ini dijalankan dengan baik, maka proses memaknai hijrah akan semakin terasa dalam penyelenggaraan pemerintah Kota Depok menuju keadaan yang lebih baik. Wallahu A’lam





















YAHUDI BIANG KERUSAKAN

Al-Qur'an dan Kitab suci sebelumnya telah memprediksi seluruh ulah kaum Yahudi Zionis Israil bahwa mereka akan selalu berbuat aniaya dan zhalim, serta menebarkan kerusakan di muka bumi. Sebagaimana Allah AWT berfirman dalam surat Al-Isra : 4

4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".


As-Syeikh As'ad Bayud At-Tamimy, Imam besar Masjid Al-Aqsha menjelaskan, bahwa dua kali (periode) kerusakan yang telah dilakukan adalah kerusakan yang telah mereka lakukan pada zaman Nabi Zakaria As yang berakhir pada peristiwa pembunuhan Nabi Zakaria AS, dan pada zaman Nabi Isa yang juga berakhir dengan percobaan pembunnuhan terhadap Nabi Isa AS. Ini periode pertama. Sedangkan periode kedua - menurut syeikh As'ad - dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, namun kerusakan mereka berhasil dihentikan oleh Rasulullah SAW dan para Khalifah sesudahnya.

Namun sejak awal abad 20 kerusakan yang ditimbulkan oleh mereka mulai ditunjukkan kembali, setelah Inggris secara gratis memberikan kepada mereka sebidang tanah di Palestina, dan secara ilegal mereka mendirikan negara zionis Israel. Juga setelah Amerika memberikan bantuan militer persenjataan. Setelah itu mereka mulai menebar kerusakan yang mengakibatkan penderitaan kaum Muslimin di palestina.

Mulai dari pencaplokan gurun sinai, pembantaian umat Islam di Shabra dan Satilla, pembantaian kaum muslimin yang sedang menunaikan shalat jum'at di masjid Ibrahim Al-Khalil Hebron City, pembunuhan Syeikh Ahmad Yasin selepas menunaikan shalat shubuh dari sebuah masjid di jalur Gaza, disusul kemudian dengan pembunuhan terhadap muridnya Dr. Abd. Aziz Ar-Rantisy.

Dan yang paling mutakhir kerusakan yang ditimpakan oleh zionis Israel adalah pengepungan jalur Gaza, blokade total!Kaum Muslimin hingga kini tidak dapat masuk atau keluar, suplai makanan dan obat-obatan tertahan, sumber listrik dipadamkan, kaum muslimin terancam kedinginan dan kelaparan, mereka terpaksa antri panjang mengular, hanya untuk mendapatkan sepotong roti dengan harga yang mahal pula. Itulah kerusakan nyata yang telah mereka lakukan sesuai dengan prediksi Al-Qur'an. Shadaqallahul Adzhim! Maha benar Allah dengan segala firman-NYA

Kamis, 24 Januari 2008

RUMAH MAKAN JAWA DI DISTRIK ZAHIR MEKKAH



Distrik Zahir jaraknya kira-kira 10 km dari Masjidil Haram. Di distrik ini terdapat villa-villa tempat peristirahatan kalangan "The Have" warga Saudi. Namun tulisan ini tidak untuk mengulas hal itu. Tulisan ini ingin mengomentari tentang sebuah Rumah Makan yang ada di salah satu sisi ruas jalannya.

Plang Neon box empat persegi panjang berwarna merah terpampang gagah di atasnya. Plangnya bertuliskan "Math'am Jaawaa Lil ma'kuulaat al Induuniisiyyah". Rumah makan Jawa Khas Makanan Indonesia. Di sampingnya bertuliskan "Warteg" alias Warung Tegal. Siapapun orang Indonesia yang membacanya pasti langsung "nyambung" dengan istilah tersebut.

Saya bersama beberapa teman jamaah lainnya hampir setiap hari mampir ke warung makan tersebut. Pengelola dan pelayannya ternyata berasal dari Pemalang, oleh karena itu masakannya 100% khas Indonesia. Ada sayur lodeh, tempe-tahu goreng, soto ayam, sop kaki kambing, nasi rames, gado-gado, bahkan juga tersedia Mie Ayam dan Bakso. Makan di warung ini serasa di negeri sendiri, bercengkrama dengan sesama pengunjung yang kebanyakan warga Indonesia.

Yang ingin penulis soroti sebenarnya bukan warung makan dan menu masakannya. Tetapi yang menarik bagi penulis adalah warung tersebut dan seluruh warung dan toko yang ada setiap kali datang kumandang adzan sholat, mereka segera berkemas-kemas menutup sementara warung dan tokonya untuk berangkat ke Masjid menunaikan shalat berjamaah. Waktu untuk mengejar shalat berjamaah lebih dari cukup, karena antara adzan dan iqomah berjarak 15 menit, kecuali Subuh 20 menit. Hal itu berlaku di seluruh masjid di Saudi Arabia, barangkali hal itu dimaksudkan agar semakin banyak orang yang mendapatkan jamaah shalatnya.

Menutup warung dan toko sementara untuk shalat tidak bisa ditawar-tawar lagi. Penulis pernah dengan beberapa teman hendak makan malam, karena sudah menjelang Isya mereka berkemas-kemas menutup warungnya, "maaf nanti saja pak makannya setelah shalat Isya", cetus salah seorang pelayannya kepada kami. Hal ini ternyata sudah menjadi budaya relijius islami masyarakat Saudi. Bahkan setiap tiba waktu shalat ada patroli polisi yang mengingatkan agar warga masyarakat terutama pemilik toko untuk meninggalkan sementara aktifitas jual belinya untuk memenuhi panggilan shalat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

9. Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS Al-Jumuah : 9)


Rata-rata warga masarakat Saudi khusunya yang kami sakiskan di distrk Zahir ini, selalu antusias melangkahkan kakinya menuju masjid manakala kumandang adzan terdengar. Hal ini besar kemungkinan karena mereka memahami fadilah dan keutamaan mengayunkan langkah kaki ke masjid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ بِأَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ وَلَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلَّا رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ الصَّلَاةُ هِيَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ وَيَقُولُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ أَوْ يُحْدِثْ فِيهِ (رواه ابو داود)

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Shalatnya seseorang dengan berjamaah, lebih utama daripada shalat di rumah dan kamarnya, dengan selisih dua puluh lima derajat. Yang demikian itu bahwasanya salah seorang di antara kalian apabila berwudhu, dan Ia memperbagus wudhunya. Lalu Ia datang ke Masjid dengan tujuan tidak lain untuk shalat, maka tidaklah Ia melangkah satu langkah melainkan diangkat untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu dosa sampai Ia masuk ke dalam Masjid. Apabila telah masuk ke dalam Masjid, maka Ia terhitung dalam keadaan Shalat, sepanjang Ia terikat dengan sahalat tersebut. Juga para Malaikat mendoakan salah seorang kalian selama Ia berada di majlis (dalam masjid) dimana Ia mendirikan shalat seraya berkata : “Ya Allah Ampunilah dirinya, rahmatilah dirinya, dan terimalah taubatnya sepanjang Ia tidak berbuat aniaya dan hadats di dalamnya (HR Abu Daud)

Akankah suasana religius seperti itu dapat diwujudkan di Indonesia? Terwujud atau tidaknya sebenarnya tergantung dengan sejauh mana ayat dan hadits tersebut di atas disadari dengan baik oleh umat Islam di Indonesia. Atau haruskah diperlukan adanya perda yang mewajibkan umat Islam shalat setiap kumandang adzan dengan meninggalkan kesibukannya untuk sementara. Hanya saja perda semacam itu seringkali dituding bahwa negara terlalu intervensi mencampuri urusan privacy seseorang. Capek deh!

Selasa, 22 Januari 2008

SIAPAKAH PEMENANG PILKADA JAWA BARAT ? : Menakar potensi dan prospektus ketiga pasang cagub dan cawagub


Pemilihan Gubenur di Wilayah Jawa Barat sudah di ambang pintu, hiruk pikuk isu calon Gubernur (cagub) dan calon wakil Gubernur (cawagub) cukup membahana pada beberapa bulan terakhir, dan semakin menyemarakan blantika dunia politik di belahan Pulau Jawa bagian Barat ini. Namun sekarang ini – sampai artikel ini ditulis – hiruk-pikuk itu sudah mulai menunjukan titik terang, dan mengarah kepada kepastian final siapa cagub dan cawagub yang pasti maju ke arena Pilkada Jawa Barat beberapa bulan mendatang. Tiga pasangan calon yang seratus persen dinyatakan pasti maju, memberikan gambaran konfigurasi dukungan partai politik yang cukup signifikan dan kompetitif. Sangat besar kemungkinan akan terjadi persaingan ketat dan pertarungan yang cukup menegangkan pada ketiga pasangan tersebut. Persaingan dan pertarungan ini diharapkan akan melahirkan sebuah proses demokrasi yang lebih fair dan seimbang.

Ada tiga calon pasangan Kepala Daerah yang mengerucut. Pertama Cagub Ahmad Heriawan dari kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) di Jawa Barat. Ia berpasangan dengan Cawagub Dede Yusuf yang merupakan kader Partai Amanat Nasional (PAN) dan dikenal sebagai aktris dan bintang film. Kedua Cagub Dany Setiawan yang diusung oleh partai Golkar dengan Cawagubnya Iwan Sulanjana Dari Partai Demokrat yang juga Mantan Pangdam Siliwangi. Dan ketiga Cagub Agum Gumelar yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad dengan PDIP sebagai pengusungnya dan Cawagub Nu’man Abdul Hakim dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Prosfektus Kandidat

Duet PKS dan PAN yang nota bene berasal dari kaum muda, cukup potensial merekrut kalangan pemilih pemula. Hal ini tentunya bila mereka piawai mengemas pesan-pesan politik dan program yang populis kepada kalangan pelajar dan mahasiswa. Akar religiusitas yang relatif cukup kuat dari kedua partai ini, mempunyai kans dan peluang besar untuk meraih simpati publik yang berafiliasi kepada nilai-nilai religiusitas. PKS yang terkenal dengan kualitas dan kuantitas kadernya yang massif dan militant, akan menjadi mesin pendulang suara yang telah cukup teruji dan terbukti. Hal ini ditunjukan pada beberapa even Pilkada, khususnya di Depok, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta dan Tasikmalaya. Sedangkan PAN yang juga memiliki kader-kader dinamis terpelajar cukup kuat pengaruhnya di kalangan remaja lingkungan yang haus akan reformasi dan pencerahan. Sekilas Heriawan dan Dede memang masih terbilang muda usianya untuk memimpin Jawa Barat yang cukup luas, di banding kedua pasang calon lain yang jauh lebih tua usia dan pengalamannya. Namun hal itu tentunya bukanlah masalah yang signifikan. Sebab, meskipun usia muda bila integritas moral dan kapasitas menejerial dan leadershipnya dapat diandalkan, hal itu tentunya jauh akan lebih baik.

Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim yang didukung dua partai besar, tentunya tidak bisa dipandang enteng. Kepemimpinan dari kalangan tokoh berlatar belakang militer seperti Agum masih cukup besar peluangnya di negeri ini, karena penguasan teritorial, ketegasan personal, kedisiplinan dan ketegaran mental, relatif telah dikantonginya dan telah teruji dalam menjalankan tugas-tugas Negara sebelumnya. Sedangkan Nu’man dengan Partai berlambang Ka’bah di belakangnya, berpeluang besar juga untuk meraup suara kalangan pemilih tradisional. Ia tampaknya sangat diuntungkan dengan simbol ka’bahnya yang sedemikian mudah melekat di kalangan awam, meskipun hal itu berbanding lurus dengan tanggung jawab moral dan komitmen relijius yang harus dijaga dan dipelihara, mengingat simbol dan gambar ka’bah yang digunakan adalah refresentasi dari rumah Allah (Baitullah) dan kiblatnya kaum Muslimin sedunia.

Cagub Incumbent, Dany Setiawan bersama pasangannya, akan menghadapi persaingan yang cukup ketat dari kedua pasang calon lainnya. Incumbent sering diprediksi memiliki tingkat probabilitas yang kuat untuk memenangkan Pilkada. Ini dikarenakan di belakangnya ada birokrasi yang menurut survey Harian Media Indonesia masih cukup kuat pengaruhnya sebagai mesin rekayasa publik. Meskipun birokrasi dibatasi dengan Undang-Undang Netralitas PNS, namun seringkali pada prakteknya “Silent Operation” untuk mengarahkan mesin birokrasi dalam memenangkan Incumbent tetap berjalan secara diam-diam. Misalnya dari mulai suplai dana hingga rekayasa kebijakan daftar pemilih tetap (DPT) yang seringkali memunculkan persengketaan perselisihan yang krusial di kalangan massa pendukung. Namun sehebat-hebatnya mesin birokrasi dilibatkan, bila informal leader dan masyarakat pemilih semakin cerdas dan objektif, semakin rasional dalam memilih, dan semakin menggunakan nalar dan akal sehatnya dalam menentukan pilihannnya, maka kekuatan mesin birokrasi tidak akan berpengaruh secara signifikan.

Bila Incumbent benar-benar independent dan tidak memanfaatkan jajaran birokrasi untuk kepentingan politiknya, maka hal itu akan jauh lebih fair dan elegan dalam menikmati kemenangan. Hal itu juga menjadi indikator kuat adanya simpati, kecintaan dan kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya. Di sisi lain Cawagub pasangan Dani yang berasal dari kalangan militer, diprediksi cukup signifikan meraih suara dari kalangan keluarga tentara. Meskipun demikian tetap saja harus berbagi dengan Agum Gumelar yang juga tidak membiarkan begitu saja suara keluarga tentara beralih ke pasangan lain.

Ada wacana yang terus menggelinding belakangan ini, yang menyerukan agar estafeta kepemimpinan bangsa dan Negara, diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kaum muda. Alasannya, diantaranya karena mereka cenderung memiliki idealisme, militanasi dan energitas yang lebih. Mereka cenderung pro perubahan, dan bebas dari warisan sejarah buruk kepemimpinan sebelumnya. Dan memiliki rentang waktu yang panjang untuk mengelola dan memenej bangsa dan Negara ini lebih baik ke depan. Sedangkan kaum tua ditengarai sudah tiba saatnya memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada kaum muda, apalagi bila selama ini kepemimpinan mereka cenderung mewariskan sejarah kekurangberesan dalam mengelola Negara dan pemerintahan. Sejauh mana wacana yang tengah menggelinding ini berbuah menjadi realita, kita tunggu saja hasil Pilkada Jawa Barat dalam waktu dekat. Wallahu A’lam

Muhammad Said, Pemerhati Tren Politik Kaum Muda

Senin, 21 Januari 2008

GP ANSHAR DAN PEMBENTUKAN MASYARAKAT MADANI


Adalah sebuah kehormatan bagi penulis diundang untuk hadir pada acaraKonferensi Cabang (KONFERCAB) 1 GP (Gerakan Pemuda) Anshor KotaDepok, yang diadakan di hotel Bumi Wiyata, Sabtu – Ahad 3-4 Nopember2007, dengan tema "Penguatan tradisi untuk meneguhkan citraorganisasi".



Setelah mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dilanjutkandengan kumandang shalawat Badar yang dipimpin oleh salah seorang kadermuda Anshor, dan diikiuti oleh para peserta Konfercab dan tamuundangan dengan penuh semangat dan antusias. Gema shalawat badar bagiteman-teman GP Anshor merupakan refleksi dan rekonstruksi historispenyambutan kaum Anshar terhadap Nabi Muhammad SAW, ketika beliau dansahabatnya Abu Bakar RA tiba di kota Madinah, setelah beberapa harimenempuh perjalanan hijrah dari kota Mekkah.Bila dibandingkan dengan organisasi kepemudaan lainnya, GP Anshorrelatif menjadi relatif menjadi organisasi kepemudaan yang paling tuausianya di negeri ini. Oleh karena itu dalam perjalanan usia organisasi yang cukup sepuh, GP Anshor telah memainkan peransosial-politiknya yang cukup signifikan dalam peningkatan kualitaskehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di bidang pembinaankeagamaan kaum muda.



Refleksi Historis



The Founding Father di kalangan Nahdhiyyin, tidak serta merta begitusaja memberi nama organisasi "under bouw" nya dengan sebutan "Anshor",dan melazimkan sebutan dan panggilan antar sesama kadernya dengan panggilan "sahabat". Penulis yakin ada landasan filosofis dannilai-nilai idealis yang menyertai pemberian nama tersebut. Pemberiannama tersebut terinspirasi oleh satu komunitas sahabat Nabi SAW, yangsenantiasa menunjukan loyalitas dan dedikasinya yang tinggi dalam membela agama Allah SWT dan Rasul-NYA dan dalam membangun masyarakat kota Madinah dengan nilai-nilai luhur kemanusaiaan, yang mencerminkanpenghambaan dan ketundukan kepada Tuhan.



Kaum Anshar di masa Nabi SAW telah terbukti memainkan peran yangsignifikan dalam proses pembentukan masyarakat madani dan pembangunankota Madinah menjadi kota yang relijius, inklusif dan berperadabanmulia. Kaum Anshar juga terbukti tampil sebagai kekuatan perekat yangmenyatukan kabilah-kabilah yang pernah bertikai, meminimalisasikonflik di antara mereka dan membangun kekuatan kolektif sinergisdengan komponen masyarakat lainnya dalam upaya memakmurkan kota.Bahkan kaum Anshar berhasil mengajak komunitas Yahudi Madinah untukbergabung bersama Nabi Muhammad SAW, dengan ikut menandatangani piagamMadinah untuk membangun kota dan mempertahankannya dari rongrongan danserangan kaum penjajah, terlepas pada akhirnya kaum Yahudi menghianatiperjanjian tersebut.



Adalah Saad bin Muadz RA, seorang sahabat kaum muda Anshar yangmenjadi tokoh kunci dalam memainkan lobi terhadap kaum Yahudi,sehingga mereka berhasil diajak untuk memperkuat benteng pertahanankota Madinah. Namun ketika mereka melakukan penghianatan terhadapperjanjian tersebut, Saad bin Muadz RA yang dipercaya oleh NabiMuhammad SAW untuk menjatuhkan vonis terhadap mereka, juga tidaksungkan menunjukan sikap tegasnya dalam menajtuhkan vonis yangsetimpal atas penghianatan mereka. Oleh karena itu dapat dikatakanSaad bin Muadz RA, adalah salah seorang sahabat muda kaum Anshar yangberkpribadian inklusif di satu sisi, tetapi di sisi lain juga memilikiketegasan dan keberpihakan yang jelas terhadap kemaslahatan agamanya.Penulis optimis, Gerakan Pemuda Anshar yang selalu melazimkanpanggilan "sahabat" kepada sesama kadernya, otomatically, akanmenjadikan para sahabat Nabi sebagai referensi dalam upaya pembentukan soliditas, keteguhan akidah, kelurusan berfikir, bertindak dan berperilaku.



Pembentukan Masyarakat Madani



Berangkat dari refleksi historis di atas, yang mencerminkan spiritkaum Anshar di zaman Nabi SAW, diharapkan Gerakan Pemuda Anshor kotaDepok dapat memainkan peran yang signifikan pula dalam rangkapemakmuran dan pembangunan kota tercinta ini. Sekedar "BrainStorming", penulis mengemukakan beberapa hal yang perlu dicermati olehrekan-rekan GP Anshor dalam upaya ikut mewujudkan masyarakat Madani dikota Depok.


Pertama, Kaum Anshar di zaman Nabi SAW adalah sebuah komunitas yang solid dan kompak, hal itu terjadi karena hati-hati mereka direkatdengan spirit Al-Qur'an dan sunnah, sehingga pertikaian di antaramereka tidak mudah terjadi. Oleh karena itu Gerakan Pemuda Anshor perlu menjadikan interaksi intensif terhadap Al-Qur'an dan Sunnah sebagai porgram prioritas bagi pembinaan jajaran kadernya, karena soliditas dan kekompakan merupakan aset utama bagi kelancaran dankeberlangsungan organisasi.



Kedua, Gerakan Pemuda Anshar hendaknya menjadikan Saad bin Muadz RA,tokoh muda kaum Anshar di zaman nabi, sebagai contoh teladan perekatumat, yang mengedepankan sikap inklusif terhadap seluruh komponenmasyararakat dalam mewujudkan pembangunan masyarakat Madani. Untuk itujajaran kader GP Anshar diharapkan lebih arif dan bijkasana dalammenyikapi perbedaan pandangan dan sikap di kalangan umat terkaitmasalah-masalah furu'iyyah khilafiyyah. Hadrhatussyaikh HasyimAsy'ari dalam kitabnya "At-Tibyan finnahyi an Muqata'athil arham wal aqarib wal ikhwaan" (Penjelasan tentang larangan memutus kasih sayang,kerabat dan saudara), yang di penghujung tulisan beliau menggambarkanbahwa di antara para sahabat Nabi pun pernaha terjadi perbedaanpandangan, namun tidak pernah hal itu menimbulkan permusushan danpertikaian yang berkepanjangan di antara mereka, juga perbedaan sikapdan pendapat di kalangan imam mazhab yang empat (madzahib al arba'ah),
tetap melahirkan sikap toleransi (tasamuh), saling menghormati dankasih sayang di antara mereka. Dalam buku tersebut digambarkan bahwaImam Syafi'i pernah berziarah ke makam Imam Abu Hanifah, dan tinggaldi dekatnya selama seminggu, setiap kali beliau menghatamkanAl-Qur'an, beliau selalu menghadiahkan pahala bacaannya untukal-Marhum Abu Hanifah, juga Imam Syafii pernah meninggalkan qunutshalat shubuh selama beliau tinggal di kediaman Imam Abui Hanifah,dengan alasan "ta'adduban" (penghormatan) kepada beliau. Alangkahindahnya bila hal itu terjadi di kalangan umat Islam sekarang ibi,sehingga tidak terjadi saling hujat, saling menjelekan danmenjatuhkan, dan saling melakukan demarketing satu dengan yanglainnya. Semoga Gerakan Pemuda Anshor dapat menjadi motor penggerakdan pelopor terdepan untuk terciptanya kerukunan dan persatuan dikalangan umat Islam.



Ketiga, tema Konfercab "Penguatan tradisi untuk meneguhkan citraorganisasi", hendaknya menjadi titik tolak penumbuhan pesonakader-kader Anshor di tengah masyarakat. Tradisi Tahlilan dan Maulidan misalnya, hendaknya benar-benar membuahkan kesadaran yang lebih kaffah(komprehensif) baik dalam aspek wawasan dan pengamalan nilai-nilaiIslam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga citra individu danorganisasi kelak menjadi teladan bagi masyarakat khusunya generasimuda. Juga hendaknya GP Anshor dapat mempelopori dan memberikanpencerahan dan pendewasaan kepada umat Islam khususnya di kota Depoktercinta, agar hari-hari besar Islam yang mereka peringati, sepertimaulid Nabi, Isra'Mi'raj dan lain sebagainya, benar-benar diisi denganmauidzhah hasanah, ceramah yang menyejukkan, bukan sebaliknya berisiceramah yang tidak mendidik dan mendewasakan umat, bahkan cenderungmemecah belah dan memprovokasi umat untuk membenci sesama saudarnya,mendiskriditkan kelompok dan partai tertentu, denganpenyataan-pernyatan yang bernuansa hasutan dan fitnah.



Bila ketiga hal ini dapat terwujud di kalangan kader-kader GerakanPemuda Anshor Kota Depok, maka tidak mustahil GP Anshor kota Depokkedepan akan menjadi lokomotif yang mampu menyejukkan umat dan menarikseluruh gerbong komponen masyarakat kota Depok menuju pembentukanmasyarakat Madani di masa yang akan datang. Amin Ya Rabbal AlaminWallahu muwafiq ilaa aqwamitthariq.

Rabu, 09 Januari 2008

PERAN STRATEGIS SIROH NABAWIYAH DALAM MEMBANGUN GHIRAH ISLAM


PERAN STRATEGIS SIROH NABAWIYAH
DALAM MEMBANGUN GHIRAH ISLAM
Oleh : Drs. Muhammad Said M.Hum


“Al-Hikaayatu jundun min junuudillah" : Kisah adalah salah satu dari sekian banyak tentara Allah SWT”. Demikian Al-Imam Al-Harits Al-Muhasiby dalam kitabnya “Risalah al-Mustarsyidin” mengutip salah satu qoul (perkataan) Ulama. Yang dimaksud kisah atau cerita bagaikan tentara adalah bahwa kisah dapat memberikan semangat jihad (hammasah jihadiyah) bagi pembacanya, dan dapat menanamkan citarasa kepahlawanan (dzauq al-buthulah), bahkan sampai kepada memunculkan perasaan cinta syahid (hubbussahaadah).

Al-Qur’an banyak memaparkan kisah-kisah tentang kehidupan dan perjuangan para Nabi dan Rasul, bahkan hampir sebahagian besar ayat-ayat al-Qur’an terdiri dari penuturan kisah di masa lampau. Hal ini menunjukan bahwa kisah dan cerita memiliki nilai yang sangat penting dan strategis dalam menanamkan kesadaran, membentuk emosi dan membangun empati. Di antara kisah dan cerita yang paling afdol untuk diketahui oleh setiap muslim adalah Sirah Nabawiyah, yaitu sejarah perjalanan kehidupan Rasulullah SAW yangh penuh dengan berita-berita besar yang tertuang dalam wahyu Al-Qur’an.

Oleh karena itu sejarah kehidupan Rasulullah SAW, merupakan hal yang sangat penting diketahui setiap muslim. Darinya seseorang akan mendapatkan gambaran utuh tentang kehidupan seorang muslim yang ideal dalam semua sisi dan fase kehidupannya.

Hal tersebut tidaklah berlebihan, karena Allah Ta’ala memang telah manyiapkan kepribadian Rasulullah SAW sebagai panutan utama kaum muslimin :
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. (QS. al-Ahzab : 21)

Di sisi lain, dengan membaca sejarah hidup Rasulullah SAW, akan mengantarkan kita pada sebuah pemahaman bahwa agama Islam disebarkan dengan perjuangan yang berat, tantangan yang beraneka ragam, dan upaya-upaya manusiawi dengan mencari berbagai sebab yang ada setelah kepasrahan total kepada Sang Khaliq; Allah Ta’ala. Kesimpulan berikutnya yang akan muncul dari pemahaman tersebut adalah bahwa kehidupan Rasulullah SAW bukanlah cerita fiksi atau khayalan, tetapi dia adalah kisah nyata dengan segudang pelajaran di dalamnya dan karenanya, tidak mustahil bagi umatnya yang beriman kepadanya untuk menapaki jejak dan langkah beliau SAW.

Karena itu, wajar jika para sahabat dan para orang tua salafushshalih memberi-kan perhatian khusus dalam mengajarkan sejarah hidup Rasulullah SAW kepada anak-anaknya.


Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ismail bin Saad bin Abi Waqqash mengenang pengalaman hidupnuya bersama prang tuanya. Ia berkata :

كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِي رَسُوْلِ اللهِ كَمَا نُعَلَّمُ السُّوَرُ مِنَ اْلقُرْاَنِ

“Kami dahulu diajarkan tentang peperangan-peperangan di zaman Rasulullah SAW, sebagaimana kami diajarkan surat-surat dalam Al-Qur’an”

Hal ini menunjukan bahwa pelajaran sirah Nabawiyah diberikan secara intensif oleh para sahabat Nabi kepada anak-anaknya, terlepas dari metode penyampaiannya, yang jelas proses pewarisan sejarah setelah wafatnya Rasulullah SAW berlangsung secara efektif. Jasa para sahabat yang mewariskan ingatan kolektif mereka telah melahirkan generasi penerus yang memiliki semangat berjuang dan berdakwah seperti para pendahulunya. Sebut saja Urwah bin Zubair RA yang menjadi muassis dan perintis pertama penulisan siroh nabawiyah. Di samping itu mereka, para sahabat ternyata dengan mengajarkan sirah nabawiyah berhasil mangkader anak-anak mereka sendiri, sehingga terdapat kurang lebih 700 anak para sahabat yang turut serta dalam peperangan Al-Qadisiyah di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqqash.

Oleh karena itu kisah-kisah perjuangan para Nabi dan Rasul sangat penting untuk membangktkan semangat dalam menegakan agama Allah SWT dan merekonstruksi kembali nilai-nilai akidah dan syariah dalam kehidupan umat manusia. Ternyata Rasulullah SAW juga banyak di-support oleh Allah SWT dengan kisah-kisah kehidupan sebelumnya yang menggambarkan tentang keteguhan akidah seperti kisah Ashabul Ukhdud, atau kekuasaan Allah SWT dalam menghancurkan Ashabul Fil, dan tentang kesabaran dalam berdakwah sebagi kunci kemenangan dan kesuksesan yang Allah SWT gambarkan melalui kisah Ashabu Kahfi, Nabi Musa AS dan Nabi Hidir AS, serta Dzul Karnain, yang kekuasaaannya membentang dari timur ke barat.

Ketiga kisah tersebut Allah tutunkan dalam paket wahyu yang termaktub dalam surat Al-Kahfi, yang Allah turunkan untuk menghibur dan membesarkan hati Rasulullah SAW yang tengah mengalami tahun duka cita, karenma pada tahun yang sama beliau kehilangan Isterinya Khadijah RA dan pamannya Abu Thalib untuk selam,a-lamanya. Karena itu Allah senantias menceritakan kisah para Rasul yang diutus sebelumnya. Sebagaimana firman Allah SWT :

120. Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa ada 3 hal peran strategis sirah Nabawiyah dalam membangkitkan kembali ghirah umat Islam, pertama untuk meneguhkan hati, iman dan akidah mereka, kedua untuk meyakinkan mereka tentang kebenaran Al-Qur’an dan ketiga sebagai nasehat dan peringatan kepada mereka dalam menjalani kehidupan dan dalam berdakwah dan berjuang demi tegaknya Al-Islam di muka bumi ini

Untuk mewujudkan peran strategis tersebut, maka perlu dirumuskan sebuah metodologi penulisan Siroh Nabawiyah yang lebih dinamis dengan memuat hubungan korelatif dengan peristiwa-peristiwa kontemporer sebagai analogi historis.
1. Menerbitkan buku-buku sirah nabawiyah, yang sesuai dengan kebutuhan segmen dan gaya bahasa yang mudah, jelas dan lugas.
2. Menerbitkan buku-buku sirah Nabawiyah dengan pendekatan ilustrasi gambar atau komik
3. Menyajikan Sirah Nabawiyah dalam bentuk rekaman kaset atau VCD
4. Memprogram kajian Sirah Nabawiyah dalam bentuk dialog dan diskusi interaktif.
5. Menampilkan bentuk-bentuk pementasan dan sosio drama yang mengangkat tentang tema tertentu dalam Sirah Nabawiyah.
6. Mangadakan perlombaan cerdas cermat khusu tentang wawasan Sirah nabawiyah.
7. Menyelenggarakan perlombaan membacakan atau mempresentasikan sirah Nabawiyah secara ekspresif dan antusias.
8. Memblow up istilah sirah nabawiyah menjadi popouler dan familiar di kalangan anak-anak, misalnya dengan stiker, liflet dll.
9. Membangun studio dan miniatur duplikat lokasi jazirah Arab (Feel and Touch)
10 Mengupayakan sosialisasi siroh nabawiyah melalui media televisi, dalam bentuk kajian, dialog dan tayang ulang filem-filem tentang siroh nabawiyah.

Istiqomah


ISTIQOMAH
Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad rasulnya, harus senantiasa memahami arti ikrar ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat, kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam mampu mengimplementasikan dalam seluruh sisi-sisi kehidupannya. Dan orang yang mampu mengimplementasikannya belum tentu bisa bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu komitmen dan istiqomah dalam memegang ajarannya dalam sepanjang perjalanan hidupnya.
Maka istiqomah dalam memegang tali Islam merupakan kewajiban asasi dan sebuah keniscayaan bagi hamba-hamba Allah yang menginginkan husnul khatimah dan harapan-harapan surgaNya. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ رواه مسلم
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Berlaku moderatlah dan beristiqamah, ketahuilah sesungguhnya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat dengan amalnya. Mereka bertanya, “Dan juga kamu Ya … Rasulullah, Beliau bersabda, “Dan juga aku (tidak selamat juga) hanya saja Allah swt telah meliputiku dengan rahmat dan anugerah-Nya.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah)
Istiqamah bukan hanya diperintahkan kepada manusia biasa saja, akan tetapi istiqamah ini juga diperintahkan kepada manusia-manusia besar sepanjang sejarah peradaban dunia, yaitu para Nabi dan Rasul. Perhatikan ayat berikut ini;
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (هود:112)
“Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Hud:112)